• home
  • Program Studi Bedah Anak FK UGM
  • Visi dan Misi
  • Informasi Pendaftaran
  • Publikasi Internasional
  • Staf Pengajar / Dosen
  • Prestasi Staf Pengajar / Dosen
  • Residen Aktif
Universitas Gadjah Mada Bedah Anak
Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Modul Bedah Anak
  • MODUL EVENTRASIO DIAFRAGMA

MODUL EVENTRASIO DIAFRAGMA

  • Modul Bedah Anak
  • 29 May 2013, 01.26
  • Oleh: admin
  • 0


MODUL EVENTRASIO DIAFRAGMA
Kode Modul : MBA 009
A.  Definisi
Eventrasio diafragma adalah elevasi diafragma yang dapat bersifat kongenital atau didapat. Kelainan ini dapat  disebabkan oleh tipisnya lapisan otot pada diafragma atau trauma pada  N. Phrenicusdan ditandai oleh respirasi paradoksal yang dapat dideteksi dengan pemeriksaan USG atau fluoroskopi.
B.   Waktu
(1)Tingkat pengayaan dimulai dari semester 1 sampai 3.
(2)Kegiatan magang dimulai dari semester 4 sampai 6.
(3)Kegiatan mandiri dimulai  dari awal semester 7 hingga akhir masa pendidikan.
Jenis  Penyakit
ICD 10
Tahap I
Tahap II    
Jumlah kasus minimum
PBD
(3bl)
Sem 1
Sem 2
Sem 3
Sem
4
Sem 5
Sem 6
Sem 7
Sem
8
Sem 9
G
M
Eventerasio diafragma
Q 79.1
K6
K6
K6
K6
P5.A3
P5.A3
P5.A3
P5.A5
P5.A5
P5.A5
2
2
Kompetensi yang harus dikuasai dalam setiap tahap ditandai dengan warna, warna merah adalah tingkat pengayaan dan pengusaan materi (K6), warna kuning adalah tingkat magang dan pengusaan psikomotor dan attitude (P2A3); sedangkan warna hijau adalah tingat mandiri dan pengusaan psikomotor dan attitude (P5A5).  G : Kegiatan magang    M : Operasi mandiri
C.  Tujuan
1.    Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik memahami dan mengerti tentang embriologi, anatomi, dan topografi daerah thoracoabdominal serta patogenesis eventrasio diafragma; mampu menegakkan diagnosis, melakukan persiapan pra operatif, melakukan  tindakan operasi eventrasio diafragma, serta perawatan pasca operasi.
2.    Tujuan Khusus
a.    Mampu menjelaskanembriologi, anatomi, dan topografi daerah thoracoabdominal.
b.   Mampu menjelaskan patologi dan patogenesis eventrasio diafragma. 
c.    Mampu menjelaskan gejala dan tanda klinis untukdiagnosis eventrasio diafragma.
d.   Mampu membuat diagnosis eventrasio diafragma.
e.    Mampu menjelaskan komplikasi eventrasio diafragma.  
f.    Mampu menjelaskan penanganan dan indikasi operasi eventrasio diafragma. 
g.    Mampu melakukan tindakan operasi pada eventrasio diafragma.  
h.   Mampu melakukan perawatan perioperatif dan mengatasi komplikasinya. 
D.  Strategi dan Metoda Pembelajaran
  1. Pengajaran dan kuliah pengantar
  50 menit
  2. Tinjauan Pustaka
2.1.Presentasi teori eventrasio diafragma
2.2.Presentasi kasus eventrasio diafragma
   
  1 kali (telaah kepustakaan)
  1 kali
  3. Diskusi Kelompok
  2 x 50 menit (diskusi kasus menyangkut diagnosis, teknik operasi, dan penyulit)
  4. Bed side teaching
  3 x ronde
  5. Bimbingan Operasi
    Operasi magang
    Operasi mandiri
   
  Minimal 2 kasus
  Minimal 2 kasus
E.   Kompetensi
  Jenis Kompetensi
  Tingkat
  Kompetensi
  a
 Mampu menjelaskan embriologi, anatomi, dan topografi daerah
 thoracoabdominal.
  K6
   
   
  b
 Mampu menjelaskan patologi dan patogenesis eventrasio diafragma. 
  K6
   
   
  c
 Mampu menjelaskan gejala dan tanda klinis untuk diagnosis eventrasio
 diafragma.
  K6
  P2
  A3
  d
 Mampu membuat diagnosis eventrasio diafragma. 
  K6
  P2
  A3
  e
 Mampu menjelaskan komplikasi eventrasio diafragma.  
  K6
  P2
  A3
  f
 Mampu menjelaskan penanganan dan indikasi operasi eventrasio diafragma. 
  K6
  P5
  A5
  g
 Mampu melakukan tindakan operasi pada eventrasio diafragma.  
  K6
  P5
  A5
  h
 Mampu melakukan perawatan perioperatif dan mengatasi komplikasinya. 
  K6
  P5
  A5
F.   Persiapan Sesi
(1)Materi kuliah pengantar berupa kisi-kisi materi yang harus dipelajari dalam mencapai kompetensi, mencakup:
a.    Embriologi, anatomi, dan topografi daerah thoracoabdominal.
b.   Patologi dan patogenesis eventrasio diafragma.
c.    Gejala, tanda klinis, dan imaging untukdiagnosis eventrasio diafragma.
d.   Komplikasi eventrasio diafragma.  
e.    Penanganan, indikasi dan tehnik operasi eventrasio diafragma. 
f.    Perawatan perioperatif dan mengatasi komplikasinya. 
(2)Presentasi teknik operasi
(3)Peralatan penunjang untuk materi (Audio-visual)
G.  Referensi
1.      Refer Grosfeld JL, O’Neill JA, Fonkalsrud EW, Coran AG.  Pediatric Surgery. 6th ed. 2006.
2.      O’Neill JA, Grosfeld JL, Fonkalsrud EW, Coran AG, Caldamore AA. Principles of Pediatric Surgery. 2nded.
3.      Ashcraft, Holcomb KW, Murphy GW, Patrick J. Pediatric Sugery. 4th ed. 2005.
4.      P. Puri, M. Holwarth. Pediatric Surgery. 2006.
5.      Buku teks Pediatric Surgery (Oldheim)
6.      Buku Operativ Pediatric Surgery (Ziegler)
H.  Gambaran Umum
Eventrasio diafragma adalah kelainan kongenital atau aquisita yang disebabkan oleh kelemahan dari N. Phrenicus sehingga mengakibatkan elevasi hemidiafragma atau bilateral.
Riwayat: distress respirasi. 
Pemeriksaan fisik: tampak sesak, skapoid abdomen, dan suara usus di hemithorax dg suara nafas yang menjauh atau melemah.
Pemeriksaan penunjang: RÖ Thorax dan BNO.
Pengelolaan: plikasi diafragma per laparotomy.
I.     Contoh Kasus
Seorang anak laki-laki, usia 2 hari, datang dengan sesak nafas sejak lahir. Pada pemeriksaan fisik ditemukan scaphoid abdomen dan suara usus di hemithorax Dx.
Pertanyaan:
1.      Apa kemungkinan diagnosis pada pasien ini?
2.      Bagaimana penatalaksanaan pada pasien ini?
J.    Rangkuman
Eventrasio diafragma adalah kelainan kongenital atau aquisita yang disebabkan oleh kelemahan dari N. Phrenicus sehingga mengakibatkan elevasi hemidiafragma atau bilateral
Riwayat: distress respirasi. 
Pemeriksaan fisik: tampak sesak, skapoid abdomen, dan suara usus di hemithorax dg suara nafas yang menjauh atau melemah.
Pemeriksaan penunjang: RÖ Thorax dan BNO.
Pengelolaan: plikasi diafragma per laparotomy.
K.  Evaluasi
Tujuan Pembelajaran
Metode Penilaian
Mampu menjelaskan embriologi, anatomi, dan topografi daerah thoracoabdominal.
Ujian lisan dan tulis
Mampu menjelaskan patologi dan patogenesis eventrasio diafragma.
Ujian lisan dan tulis
Mampu menjelaskan gejala dan tanda klinis untuk diagnosis eventrasio diafragma.
Ujian lisan dan tulis
Mampu membuat diagnosis eventrasio diafragma. 
Ujian lisan dan tulis dan diskusi
Mampu menjelaskan komplikasi eventrasio diafragma.  
Ujian lisan dan tulis dan diskusi
Mampu menjelaskan penanganan dan indikasi operasi eventrasio diafragma. 
Pengamatan, penilaian kompetensi, diskusi, dan penilaian buku log.
Mampu melakukan tindakan operasi pada eventrasio diafragma.  
Pengamatan, penilaian kompetensi, diskusi, dan penilaian buku log.
Mampu melakukan perawatan perioperatif dan mengatasi komplikasinya.
Pengamatan, penilaian kompetensi, diskusi, dan penilaian buku log.
L.   Instrumen Penilaian
1.      Ujian Pretest
Ujian ini dilaksanakan pada awal stase dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mengacu pada pengetahuan esensial yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan tindakan atau prosedur yang diperlukan dan berperilaku sesuai dengan baku penatalaksanaan operasi. 
2.      Ujian Post test
Ujian ini dilakukan pada akhir stase sebelum peserta didik pindah ke sub bagian lain.  Materi ujian merupakan pengembangan dari ujian pretest dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi.  Hasilnya dibandingkan dengan hasil pretest untuk melihat kemampuan daya tangkap peserta didik terhadap materi modul yang diajarkan dalam waktu 3 bulan ini.   Setelah ujian post test, dilakukan diskusi antara pengajar dan peserta didik, untuk membahas hasil ujian dan berdiskusi lebih lanjut tentang kekurangan dari peserta didik dari hasil ujian tulis.
3.      Buku Log
Buku log merupakan buku yang mencatat semua aktivitas dari peserta didik, untuk menilai secara objektif kompetensi yang didapat dari peserta didik.  Buku log berisi daftar kasus yang diamati, sebagai asisten ataupun yang dilakukan secara mandiri yang telah ditandatangai oleh pembimbing. Masalah yang dijumpai pada kasus yang ada juga dicatat dalam buku log. Selain itu buku log juga berisi kegiatan ilmiah yang dilakukan selama pendidikan.
M. Materi Baku
1.    Penegakan diagnosis
Riwayat: distress respirasi. 
Pemeriksaan fisik: tampak sesak, skapoid abdomen, dan suara usus di hemithorax dg suara nafas yang menjauh atau melemah.
Pemeriksaan penunjang: RÖ Thorax dan BNO.
2.    Persiapan Pasien
a.     Persiapan operasi
1.Informed consent.
2.Puasa dilakukan 4-6 jam sebelum pembedahan.
3.Pasang infus, beri cairan standar (N4) dengan tetesan sesuai kebutuhan.
4.Antibiotik prabedah diberikan secara rutin.
b.        Teknik Operasi
Plikasi diafragma per laparotomy
Penderita dalam posisi supine dan dilakukan anestesi umum. Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada lapangan operasi.Lapangan operasi ditutup dengan doek steril. Dilakukan sayatan subcostal kanan atau kiri tergantung defek, perdalam sampai peritoneum. Identifikasi organ viscera yang masuk ke diafragma, kemudian direduksi,  identifikasi N. Phrenicus, PLIKASI

Anabolic steroids and generics Viagra is a dicotyledonous herbal plant of the Zygophyllaceae family. In ancient medicine, extracts of the aerial parts and fruits have been used for its diuretic, tonic, and induject 250 ampoules alpha pharma 572 supplements aphrodisiac properties. Today, TT is widely used by athletes and bodybuilders based on the belief, fueled by claims in marketing information, that it can enhance testosterone concentrations.

DIAFRAGMA sampai diafragma flat dengan jahitan simple benang nonabsorbable, luka operasi ditutup lapis demi lapis (lihat modul laparotomy).

3.    Pasca bedah
Komplikasi adalah perdarahan, infeksi luka operasi, cedera organ visera abdomen, cedera N. Phrenicus
N.  Algoritma
-Tidak ada
O.  Penuntun Belajar Dan Daftar Tilik
PENUNTUN  BELAJAR
Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.:
  1. Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang seharusnya atau urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan).
  2. Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan urutannya (jika harus berurutan). Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan atau membantu untuk kondisi di luar normal.
3.      Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu kerja yang sangat efisien.
T/D      Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu diperagakan).                                 
PROSEDUR OPERASI PLIKASI DIAFRAGMA
KEGIATAN
I.           Memahami data-data preoperasi yang diperlukan
a.       Memahami keluhan dan gejala pasien.
b.      Memahami pemeriksaan fisik eventrasio diafragma.
II.       Melakukan tindakan Plikasi Diafrgama
a.       Dilakukan narkose umum dengan intubasi endotrakeal.
b.      Pasien  diletakkan dalam posisi supine.
c.       Desinfeksi lapangan pembedahan dengan larutan antiseptik, kemudian ditutup dengan kain steril kecuali lapangan operasi.
d.      Dilakukan sayatan subcostal kanan atau kiri tergantung defek lalu diperdalalam sampai peritoneum.
e.       Identifikasi organ viscera yang masuk ke diafragma, kemudian direduksi.
f.       Identifikasi N.Phrenicus, kemudian dilakukan plikasi diafragma sampai diafragma flat dengan jahitan simple benang nonabsorbable.
g.       Luka operasi ditutup lapis demi lapis.
III.      Penyelesaian
a.        Memberitahukan dan menjelaskan keadaan pasien kepada keluarganya.
b.      Membuat laporan operasi.
DAFTAR TILIK PENILAIAN KINERJA
PROSEDUR OPERASI PLIKASI DIAFRAGMA
(diisi oleh pengajar)
Berikan penilaian tentang kinerja psikomotorik atau keterampilan yang diperagakan oleh peserta pada saat melaksanakan statu kegiatan atau prosedur, dengan ketentuan seperti yang diuraikan dibawah ini:
ü:     Memuaskan: Langkah atau kegiatan diperagakan sesuai dengan prosedur atau panduan standar.
Ï:    Tidak memuaskan: Langkah atau kegiatan tidak dapat ditampilkan sesuai dengan prosedur atau panduan standar.
T/T: Tidak Ditampilkan: Langkah, kegiatan atau keterampilan tidak diperagakan oleh peserta selama proses evaluasi oleh pelatih.
PESERTA :                                                                 TANGGAL :
                        KEGIATAN
NILAI
I.        PENDAHULUAN
1.      Memberikan penjelasan dan ijin tindakan.
2.      Menetapkan indikasi operasi.
3.      Memahami data–data preoperasi seperti klinis dan pemeriksaan fisik.
II.     TEHNIK TINDAKAN PLIKASI DIAFRAGMA
4.      Melakukan tindakan a dan antisepsis pada pasien.
5.      Melakukan drapping pada pasien.
6.      Melakukan sayatan subcostal.
7.      Melakukan identifikasi organ viscera yang masuk ke diafragma.
8.      Melakukan identifikasi N. Phrenicus.
9.      Melakukan plikasi diafragma.
10.  Melakukan penutupan luka operasi.
III.   PENYELESAIAN
11.  Memberitahukan dan menjelaskan keadaan pasien kepada keluarganya.
12.  Membuat laporan operasi.
Komentar/Ringkasan:
Rekomendasi:
Tanda tangan Pelatih _______________________________Tanggal _______________
P.    Kata Kunci: Eventrasio diaphragma, Plikasi diafragma


Leave A Comment Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Universitas Gadjah Mada

Contact Us :

Program Studi Bedah Anak Fakultas kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM RSUP Dr.Sardjito

Jl.Kesehatan No.01,Yogyakarta 55284

Telp/Fax: 0274-631036

iba.fk@ugm.ac.id

Instagram: @bedahanak UGM

© Universitas Gajah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju